MAKALAH MPLS





KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. atas limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliah menuju jaman islamiah sekarang ini. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.

                                                            Lhokseumawe, 20 April 2016



  

  
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A.    Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B.     Tujuan ................................................................................................................      1
BAB II. PEMBAHASAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING.................. 2
A.    Definisi Multi Protokol Label Switching ............................................................... 2
B.     Komponen Multi Protocol Label Switching ........................................................... 3
C.     Fungsi dari Multi Protokol Label Switching .......................................................... 4
D.    Keunggulan dari Multi Protokol Label Switching ................................................. 4
E.     Enkapsulasi paket dari Multi Protocol Label Switching ........................................ 5
F.      Arsitektur  Multi Protocol Label Switching ......................................................      6
G.    Cara Kerja MPLS dari Arsitektur ........................................................................... 7
H.    Struktur Jaringan Multi Protocol Label Switching ................................................. 8
I.       Contoh Penggunaan MPLS pada Jaringan ........................................................ .... 9
J.       Proses pada Multi Protocol Label Switching ..................................................... .... 10
BAB III. PENUTUP ........................................................................................................ 15
A.    Kesimpulan ............................................................................................................. 15
B.     Saran ....................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17



            BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi, maka kebutuhan terhadap suatu jaringan akan semakin meningkat, terutama untuk menghubungkan jaringan yang satu dengan jaringan yang lain, dimana kedua tempat jaringan tersebut letaknya saling berjauhan, maka untuk menghubungkan keduanya agar terjadi suatu koneksi yang lebih cepat dan lebih baik maka diperlukan suatu jalur yang dinamakan Multi Protocol Label Switching (MPLS).
Seperti kita ketahui bersama bahwa MPLS adalah suatu teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone (jaringan utama) berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya. MPLS bekerja pada packets dengan MPLS header, yang berisi satu atau lebih label. Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit eksperimen, dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL. Label pada MPLS digunakan untuk prose forwarding, termasuk proses taffic engineering. Diharapkan dengan adanya jalur MPLS tersebut maka suatu jaringan dapat terhubung dan terkoneksi dengan mudah dan diharapakan proses pengaksesannya bisa lebih cepat dan lebih baik.

B.     Tujuan
1.      Mengetahui dan memahami definisi dari Multi Protocol Label Switching (MPLS).
2.      Mengetahui dan memahami komponen-komponen dari Multi Protocol Label Switching (MPLS).
3.      Mengetahui dan memahami fungsi dari Multi Protocol Label Switching (MPLS).
4.      Mengetahui dan memahami keunggulan dari Multi Protocol Label Switching (MPLS).
5.      Mengetahui dan memahami enkapsulasi dari Multi Protocol Label Switching (MPLS).
6.      Mengetahui dan memahami arsitektur dari Multi Protocol Label Switching (MPLS).
7.      Mengetahui dan memahami cara kerja dari Multi Protocol Label Switching (MPLS).
8.      Mengetahui dan memahami kelebihan dari Multi Protocol Label Switching (MPLS).


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian MPLS
Multi Protocol Label Switching (MPLS) yaitu teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone berkecepatan tinggi. Asas kerjanya menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi Circuit-switched dan packet-switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya.
Multi Protocol Label Switching (MPLS) adalah arsitektur network yang didefinisikan oleh IETF (Internet Engineering Task Force) untuk memadukan mekanisme label Swapping di layer 2 dengan routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket.
Paket-paket pada MPLS diteruskan dengan protocol routing berada pada layer 3 sistem OSI, sedangkan MPLS barada di antara layer 2 dan 3. OSPF (Open Shortest Path First) adalah routing protokol berbasis link state (dilihat dari total jarak) setelah antar router bertukar informasi maka akan terbentuk debatase pada masing-masing router. BGP (Border Gateway Protocol) adalah router untuk jaringan exsternal yang digunakan untuk menghindari routing loop jaringan internet.
Prinsip kerja MPLS ialah menggabungkan kecepatan switching pada layer 2 dengan kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3. Cara kerjanya adalah dengan menyelipkan label di antara header layer 2 dan layer 3 pada paket yang diteruskan. Label dihasilkan oleh Label-Switching Router dimana bertindak sebagai penghubung jaringan MPLS dengan jaringan luar. Label berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana paket harus dikirim. Kemudian paket diteruskan ke node berikutnya, di node ini label paket akan dilepas dan diberi label yang baru yang berisi tujuan berikutnya. Paket-paket diteruskan dalam path yang disebut LSP (Label Switching Path).

B.     Komponen MPLS
1.      Label Switching Path (LPS)
LPS merupakan jalur yang melalui satu atau serangkaian LSR dimana paket diteruskan oleh Label Swapping dari satu MPLS node ke MPLS node ynag lain.
2.      Label Switching Router (LSR)
LSR adalah router yang mendukung MPLS forwarding. Maksudnya, MPLS node yang mampu meneruskan paket-paket layer 3. LSR biasa disebut jga dengan P (provider) router.
3.      MPLS Edge Node atau Label Edge Router (LER)
MPLS node yang menghubungkan sebuah MPLS domain dengan node yang berada diluar MPLS domain.
4.      MPLS Egress Node
MPLS node yang mengatur trafik saat paket meninggalkan MPLS domain.
5.      MPLS Ingress Node
MPLS node yang mengatur trafik saat akan memasuki MPLS domain.
6.      MPLS Label
Merupakan label yang ditempatkan sebagai MPLS header . Header ini diletakkan diantara layer 2 dan IP header.
7.      MPLS Node
Node yang menjalankan MPLS. MPLS node ini sebagai kontrol protokol yang akan meneruskan paket yang diterima berdasarkan label.

C.    FUNGSI MPLS
MPLS melaksanakan fungsi sebagai berikut :
- Menghubungkan protokol satu dengan lainnya dengan Resource     Reservation Protocol (RSVP) dan membuka Shortest Path First (OSPF).
- Menetapkan mekanisme untuk mengatur arus traffic berbagai jalur, seperti arus antar perangkat keras yang berbeda, mesin, atau untuk arus pada aplikasi yang berbeda.
- Digunakan untuk memetakan IP secara sederhana.
- Mendukung IP, ATM dan Frame-Relay Layer-2 protokol.

D.    Keunggulan MPLS
Karena bisa dibangun di atas jaringan Internet, jaringan ini sangat menarik bagi banyak penyedia jasa Internet (Internet service provider/ISP). Mereka dapat menawarkan banyak pilihan dalam membangun struktur jaringan dan aplikasi layanan.
keunggulan MPLS  karena ditempatkan di jaringan inti penyedia jasa. Dari sini QoS, penataan lalu lintas dan penggunaan bandwidth dapat dikendalikan sepenuhnya. arsitektur MPLS menggunakan label untuk membedakan klien yang satu dengan klien yang lainnya. Di atas jaringan yang sama, titik yang memiliki label yang sama terhubung dan menjadi satu VPN, sehingga tidak perlu lagi menciptakan lorong antartitik.
MPLS memiliki tingkat keamanan yang sangat baik, tidak kalah dari keamanan pada jaringan frame relay maupun ATM. Bagi pelanggan yang sangat mengutamakan keamanan, di perbankan misalnya, tingkat keamanan MPLS ini malah masih dapat ditingkatkan lagi 
Dilihat dari sisi penyedia jasa, MPLS merupakan solusi yang baik karena fleksibel dan skalabel. Fleksibel karena seluruh pelanggan dapat menggunakan perangkat dan konfigurasi perangkat lunak yang sejenis untuk bermacam-macam jenis layanan premium seperti VoIP, Internet, Intranet, extranet, dan VPN-dial. Semua layanan dapat diaktifkan hanya dengan perubahan parameter di konfigurasi perangkat lunaknya.
Ia skalabel karena perangkat yang ada di sisi pelanggan hanya perlu melakukan peering ke perangkat akses di sisi penyedia jasa. Klien tidak perlu melakukan site-to-site peering meskipun ada penambahan atau pengurangan jumlah site pada VPN pelanggan tadi. Semua penambahan dan pengurangan site VPN akan dideteksi secara otomatis oleh perangkat akses MPLS yang terdekat dan akan disebarluaskan ke member VPN yang lain.
Layanan VPN berbasiskan MPLS mulai populer di banyak negara termasuk Eropa, Asia, dan Amerika. Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa penyedia jasa yang berencana untuk menjual layanan VPN berbasis MPLS ini.

E.     Enkapsulasi paket
Tidak seperti ATM yang memecah paket-paket IP, MPLS hanya melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang header MPLS. Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit eksperimen, dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL. Label adalah bagian dari header, memiliki panjang yang bersifat tetap, dan merupakan satu-satunya tanda identifikasi paket. Label digunakan untuk proses forwarding, termasuk proses traffic engineering. Untuk mengetahui enkapsulasi paket pada MPLS dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 1.1 Enkapsulasi Paket

Setiap LSR memiliki tabel yang disebut label-swiching table. Tabel itu berisi pemetaan label masuk, label keluar, dan link ke LSR berikutnya. Saat LSR menerima paket, label paket akan dibaca, kemudian diganti dengan label keluar, lalu paket dikirimkan ke LSR berikutnya. Selain paket IP, paket MPLS juga bisa dienkapsulasikan kembali dalam paket MPLS. Maka sebuah paket bisa memiliki beberapa header. Dan bit stack pada header menunjukkan apakah suatu header sudah terletak di 'dasar' tumpukan header MPLS itu.

F.     Arsitektur MPLS
MPLS, multi-protocol label switching, adalah arsitektur network yang didefinisikan oleh IETF untuk memadukan mekanisme label swapping di layer 2 dengan routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket. Network MPLS terdiri atas sirkit yang disebut label-switched path (LSP), yang menghubungkan titik-titik yang disebut label-switched router (LSR).
Setiap LSP dikaitkan dengan sebuah forwarding equivalence class (FEC), yang merupakan kumpulan paket yang menerima perlakukan forwarding yang sama di sebuah LSR. FEC diidentifikasikan dengan pemasangan label.
Gambar 1.2 Arsitektur MPLS
Untuk membentuk LSP, diperlukan suatu protokol persinyalan. Protokol ini menentukan forwarding berdasarkan label pada paket. Label yang pendek dan berukuran tetap mempercepat proses forwarding dan mempertinggi fleksibilitas pemilihan path. Hasilnya adalah network datagram yang bersifat lebih connection-oriented.

G.    Cara Kerja MPLS dari arsitektur
Gambar 1.3 Arsitektur jaringan MPLS

  1. Penggolongan dan pemberian label pada packet. Setelah itu packets akan menuju provider (P). Dari provider, packet akan diteruskan ke inti.
  2. Pada inti, packet diteruskan berdasarkan label bukan berdasarkan pada IP address. Label ini menunjukkan penggolongan class (A, B, C, D) dan tujuannya.
  3. Menghilangkan label dan meneruskan packet pada sisi penerima.

H.    Struktur Jaringan MPLS
Struktur jaringan MPLS terdiri dari edge Label Switching Routers atau edge    LSRs yang mengelilingi sebuah core Label Switching Routers (LSRs). Adapun elemen-elemen dasar penyusun jaringan MPLS ialah :
  • Edge Label Switching Routers (ELSR)
Edge Label Switching Routers ini terletak pada perbatasan jaringan MPLS, dan berfungsi untuk mengaplikasikan label ke dalam paket-paket yang masuk ke dalam jaringan MPLS. Sebuah MPLS Edge Router akan menganalisa header IP dan akan menentukan label yang tepat untuk dienkapsulasi ke dalam paket tersebut ketika sebuah paket IP masuk ke dalam jaringan MPLS. Dan ketika paket yang berlabel meninggalkan jaringan MPLS, maka Edge Router yang lain akan menghilangkan label tersebut.
Label Switches. Perangkat Label Switches ini berfungsi untuk menswitch paket-paket ataupun sel-sel yang telah dilabeli berdasarkan label tersebut. Label Switches ini juga mendukung Layer 3 routing ataupun Layer 2 switching untuk ditambahkan dalam label switching. Operasi dalam label switches memiliki persamaan dengan teknik switching yang biasa dikerjakan dalam ATM.

  • Label Distribution Protocol (LDP)
Label Distribution Protocol (LDP) merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk menginformasikan ikatan label yang telah dibuat dari satu LSR ke LSR lainnya dalam satu jaringan MPLS.
Dalam arsitektur jaringan MPLS, sebuah LSR yang merupakan tujuan atau hop selanjutnya akan mengirimkan informasi tentang ikatan sebuah label ke LSR yang sebelumnya mengirimkan pesan untuk mengikat label tersebut bagi rute paketnya. Teknik ini biasa disebut distribusi label downstream on demand.

Jaringan baru ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya :
1.      MPLS mengurangi banyaknya proses pengolahan yang terjadi di IP routers, serta memperbaiki kinerja pengiriman suatu paket data.
2.      MPLS juga bisa menyediakan Quality of Service (QoS) dalam jaringan backbone, dan menghitung parameter QoS menggunakan teknik Differentiated services (Diffserv) sehingga setiap layanan paket yang dikirimkan akan mendapat perlakuan yang berbeda sesuai dengan skala prioritasnya.

I.       Contoh Penggunaan MPLS Pada Jaringan
MPLS biasa digunakan pada jaringan. Berikut ini merupakan contoh penggunaan MPLS pada jaringan yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 1.4 Penggunaan MPLS pada jaringan

Misalnya kita akan menghubungkan antara jaringan di Lokasi A dengan jaringandi Lokasi C maka kita dapat melakukannya dengan beberapa cara misalnya melalui jalur routing protocol ataupun melalui jalur MPLS.
  • Dengan Jalur Routing Protocol
Jalur dari Lokasi A akan menuju ke R10 (Router 10) lalu menuju ke R1 (Router 1) selanjutnya ke R2 (Router 2) atau ke R4 (Router 4) kemudian jalurnya menuju ke R3 (Router 3) setelah itu ke R7 (Router 7) dan akhirnya langsung ke Lokasi C. Routing Protocol yang bisa digunakan antara lain yaitu OSPF, BGP dan RIP. Jalur internet yang menghubungkan antara Lokasi A dengan Lokasi C apabila menggunakan routing protocol akan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan jalur MPLS karena dengan routing protocol jalur yang dilewati lebih banyak.

  • Dengan VPN MPLS
VPN sama halnya dengan jalur MPLS, bedanya hanya data yang dikirim di enkripsi untuk menjaga keprivasian datanya. Selain itu dengan VPN MPLS dapat lebih singkat jalurnya hanya dengan menghubungkan Router di Lokasi A dengan Lokasi C.

J.      Proses Pada MPLS
Untuk mengetahui proses switching yang terjadi pada MPLS dapat diketahui dengan gambar berikut,
Gambar 1.5 Proses Switching Pada Jaringan MPLS
  1. Prinsip kerja MPLS ialah menggabungkan kecepatan switching pada layer 2 dengan kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3.
  2. Cara kerjanya adalah dengan menyelipkan label di antara header layer 2 dan 3 pada paket yang diteruskan.
  3. Label dihasilkan oleh Label-Switching Router dimana bertindak sebagai penghubung jaringan MPLS dengan jaringan luar.
  4. Label berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana paket harus dikirim, kemudian paket diteruskan ke node berikutnya, di node ini label paket akan dilepas dan diberi label yang baru yang berisi tujuan berikutnya.
  5. Paket-paket diteruskan dalam path yang disebut LSP (Label Switching Path).

Standarisasi Protokol MPLS
Ada dua standardisasi protokol untuk memanage alur MPLS yaitu :
  1. CR-LDP (Constraint-based Routing Label Distribution Protocol)
  2. RSVP-TE, suatu perluasan protocol RSVP untuk traffic rancang-bangun.

  • Suatu header MPLS tidak mengidentifikasi jenis data yang dibawa pada alur MPLS.
  • Jika header membawa 2 tipe jalur yang berbeda diantara 2 router yang sama, dengan treatment yang berbeda dari masing – masing jenis core router, maka header MPLS harus menetapkan jalurnya untuk masing – masing jenis traffic.

MPLS Over ATM
MPLS over ATM adalah alternatif untuk menyediakan interface IP/MPLS dan ATM dalam suatu jaringan. Alternatif ini lebih baik daripada IP over ATM, karena menciptakan semacam IP over ATM yang tidak lagi saling acuh. Alternatif ini juga lebih baik daripada MPLS tunggal, karena mampu untuk mendukung trafik non IP jika dibutuhkan oleh customer. Gambar di bawah ini:
Gambar 1.6 MPLS over ATM

  • Seperti paket IP, paket MPLS akan dienkapsulasikan ke dalam AAL 5, kemudian dikonversikan menjadi sel – sel ATM.
  • Kelemahan sistem MPLS over ATM ini adalah bahwa keuntungan MPLS akan berkurang, karena banyak kelebihannya yang akan overlap dengan keuntungan ATM. Alternatif ini sangat tidak cost-effective.

Hibrida MPLS-ATM
Hibrida MPLS-ATM adalah sebuah network yang sepenuhnya memadukan jaringan MPLS di atas core network ATM. MPLS dalam hal ini berfungsi untuk mengintegrasikan fungsionalitas IP dan ATM, bukan memisahkannya. Tujuannya adalah menyediakan network yang dapat menangani trafik IP dan non-IP sama baiknya,dengan efisien sitinggi.
Network terdiri atas LSR-ATM. Trafik ATM diolah sebagai trafik ATM. Trafik IP diolah sebagai trafik ATM-MPLS, yang akan menggunakan VPI and VCI sebagai label. Format sel ATM-MPLS digambarkan pada gambar berikut
:
                        Gambar 1.7 Hibrida MPLS ATM

Integrasi switch ATM dan LSR diharapkan mampu menggabungkan kecepatan switch ATM dengan kemampuan multi layanan dati MPLS. Biaya bagi pembangunan dan pemeliharaan network masih cukup optimal, mendekati biaya bagi network ATM atau network MPLS.

 GMPLS
GMPLS (Generalized MPLS) adalah konsep konvergensi vertikal dalam teknologi transport, yang tetap berbasis pada penggunaan label seperti MPLS. Setelah MPLS dikembangkan untuk memperbaiki jaringan IP, konsep label digunakan untuk jaringan optik berbasis DWDM, dimana panjang gelombang (λ) digunakan sebagai label. Standar yang digunakan disebut MPλS. Namun, mempertimbangkan bahwa sebagian besar jaringan optik masih memakai SDH, bukan hanya DWDM, maka MPλS diperluas untuk meliputi juga TDM, ADM dari SDH, OXC. Konsep yang luas ini lah yang dinamai GMPLS. GMPLS merupakan konvergensi vertikal, karena ia menggunakan metode label switching dalam layer 0 hingga 3. Tujuannya untuk menyediakan network yang secara keseluruhan mampu menangani bandwidth besar dengan QoS yang konsisten serta pengendalian penuh dan terintegrasi diharapkan GMPLS akan menggantikan teknologi SDH dan ATM klasik, yang hingga saat ini masih menjadi layer yang paling mahal dalam pembangunan network. Proses enkapsulasi pada GMPLS seperti gambar berikut.
         Gambar 1.8 Proses enkapsulasi pada GMPLS

Implementasi MPLS
MPLS bersifat alami bagi dunia IP. Traffic engineering pada MPLS memperhitungkan sepenuhnya karakter traffic IP yang melewatinya. Keuntungan lain adalah tidak diperlukannya kerumitan teknis, seperti enkapsulasi ke dalam AAL dan pembentukan sel-sel ATM yang masing-masing menambah delay, menambah header, dan memperbesar kebutuhan bandwidth. MPLS tidak memperlukan hal-hal itu.
Persoalan besar dengan MPLS adalah bahwa hingga saat ini belum terbentuk dukungan untuk traffic non IP. Skema-skema L2 over MPLS (termasuk Ethernet over MPLS, ATM over MPLS, dan FR over MPLS) sedang dalam riset yang progressif, tetapi belum masuk ke tahap pengembangan secara komersial. Yang cukup menjadikan harapan adalah banyaknya alternatif konversi berbagai jenis traffic ke dalam IP, sehingga traffic jenis itu dapat pula diangkut melalui jaringan MPLS.






BAB III
         PENUTUP
A. kesimpulan
   MPLS merupakan teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone (jaringan utama) berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya. Juga dapat dikatakan MPLS adalah arsitektur network yang didefinisikan oleh IETF untuk memadukan mekanisme label swapping di layer 2 dengan routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket. Tidak seperti ATM yang memecah paket-paket IP, MPLS hanya melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang header MPLS. Jaringan MPLS terdiri atas sirkit yang disebut label-switched path (LSP), yang menghubungkan titik-titik yang disebut label-switched router (LSR). Untuk membentuk LSP, diperlukan suatu protocol persinyalan.
Protokol ini menentukan forwarding berdasarkan label pada  paket. Label yang pendek dan berukuran tetap mempercepat proses forwarding dan mempertinggi fleksibilitas pemilihan path. Hasilnya adalah network datagram yang bersifat lebih connection-oriented. Dalam MPLS terdapat dua standarisasi, yaitu CR-LDP (Constraint-based Routing Label Distribution Protocol) dan RSVP-TE, suatu perluasan protocol RSVP untuk traffic rancangbangun.







B. Saran
Apabila kita ingin transfer data dalam jaringan berlangsung dengan cepat dan aman, maka MPLS sangat bagus diterapkan dalam jaringan. Karena dengan MPLS proses transfer data memadukan mekanisme label swapping di layer 2 dengan routing di layer 3. Selain itu, security dalam MPLS juga sangat bagus, karena pada MPLS ada proses enkripsi data yang mengindikasikan bahwa transfer data bisa berlangsung dengan aman dari gangguan seperti unauthorized network access.


















DAFTAR PUSTAKA

1.     Dindha Dewannanta (2007). Mendesain Jaringan dengan Multi Protocol Label Switching (MPLS). Diakses tanggal 02 April 2016.
2.      Kuncoro Wastuwibowo (2003). Pengantar MPLS. Diakses tanggal 08 April 2016.
3.      Desi Nilawati (2003). Multi Protocol Label Switching (MPLS). Diakses tanggal 08 April 2016.
4.      Wikipedia (2014). MultiProtocol Label Switching (MPLS). Diakses tanggal 08 April 2016.
5.      Ayat Harian (2015). Pengertian MLPS. Diakses tanggal 08 april 2016.




 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKALAH MPLS"

Post a Comment