MAKALAH Program pemberdayaa masyarakat pesisir(PEMP) di desa ulee reubek kecamatan baktiya, kabupaten Aceh utara


MAKALAH
Program pemberdayaa masyarakat pesisir(PEMP)
di desa ulee reubek kecamatan baktiya,
kabupaten Aceh utara
disusun oleh:
muammar

KATA PENGANTAR
            Segala puji syukur saya panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat kepada saya , sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “program PEMP” sebagai tugas dari mata kuliah pemberdayaan masyarakat. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
            Walau telah berusaha semaksimal mungkin , kami merasa bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu sayasangat mengharapkan masukan berupa keritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Untuk itu saya ucapkan terima kasih.

Lhokseumawe, 01 mai 2016

                                                                                                                       PENULIS


DAFTAR ISI
Kata pengantar...........................................................................................................................!
daftar isi.....................................................................................................................................!!
BAB1.PENDAHULUAN.
            1.1.latar belakang...........................................................................................................1
            1.2..rumusan masalah....................................................................................................3
            1.3..tujuan......................................................................................................................4
            1.4.mamfaat...................................................................................................................4
           
BAB11.PEMBAHASAN.
            2.1.definisi konsep........................................................................................................5
            2.2 analisis terhadap kasus............................................................................................6
            2.3.lokasi penelitian......................................................................................................8
BAB 11.PENUTUP
            3.1.kesimpulan............................................................................................................10
            3.2.saran......................................................................................................................10
Daftar pustaka........................................................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan dimana masyarakat bernisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.Di sisi lain, salah satu kata kunci pada saat ini yang sering didengungan oleh semua lapisan masyarakat adalah kata peningkatan sumberdaya manusia. Kata tersebut mempunyai makna lebih spesifik lagi menyangkut bagaimana mengangkat kondisi masyarakat yang ada menjadi lebih baik dimasa mendatang. Berbicara mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) maka kita langsung bertanya, bodohkah kami, Jelekkah kami, Apa kekurangan kami, atau apa yang harus kami perbaiki. Jawabannya adalah kita berdayakan sesuatu yang kita miliki yaitu yang sering disebut potensi. Memberdayakan masyarakat pesisir tidaklah seperti memberdayakan
kelompok-kelompok masyarakat lainnya, karena di dalam habitat pesisir terdapat banyak kelompok kehidupan masyarakat diantaranya:

1.Masyarakat nelayan tangkap, adalah kelompok masyarakat pesisir yang mata pencaharian utamanya adalah menangkap ikan dilaut. Kelompok ini dibagi lagi dalam dua kelompok besar, yaitu nelayan kelompok modern dan nelayan tangkap tradisional. Keduanya kelompok ini dapat dibedakan dari jenis kapal atau peralatan yang digunakan dan jangkauan wilayah tangkapnya.

2.Masyarakat nelayan pengumpul atau bakul, adalah kelompok masyarakat pesisir yang bekerja disekitar tempat pendaratan dan pelelangan ikan. Mereka akan mengumpulkan ikan-ikan hasil tangkapan baik melalui pelelangan maupun dari sisi ikan yang tidak terlelang yang selanjutnya dijual ke masyarakat sekitarnya atau dibawah ke pasar-pasar lokal. Umumnya yang menjadi pengumpul ini adalah kelompok masyarakat pesisir perempuan.

2.Dengan demikian program pemberdayaan untuk masyarakat pesisir haruslah dirancang dengan sedemikian rupa dengan tidak menyamaratakan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya apalagi antara satu daerah deangan daerah pesisir lainnya.
Pemberdayaan masyarakat nelayan haruslah bersifat namun yang terpenting adalah pemberdayaan itu sendiri yang harus langsung menyentuh kelompok masyarakat sasaran. Sebagai bagian integral dari pembangunan nasional, pemberdayaan masyarakat mendapatkan perhatian yang sangat besar dan dituangkan dalam bentuk kebijakan nasional. Melalui program kompensasi pengurangan subsidi BBM, diluncurkan bantuan dana ekonomi produktif untuk beberapa bidang yang dikelolah oleh departement terkait. Pada departement Kelautan dan Perikanan, salah satu bentuk program kompensasi melalui peluncuran dana ekonomi produktif dikemas dalam bentuk program pemberdayaan masyarakat pesisir (PEMP) yang di mulai sejak tahun 2000.
Masyarakat nelayan atau yang bermata pencaharian sebagai nelayan adalah masyarakat yang hidup dekat air. Air itulah yang digunakan sebagai sumber pengahasilan atau penghidupan kesehariannya. Dalam kenyataannya, ada kalanya seorang menjadikan aktifitas menagkap ikan sebagai mata pencaharian pokok dan ada pula yang hanya dijadikan sebagai kegiatan tambahan yang memungkinkannya bisa meningkatkan pendapatan untuk menopang hidup dan terpenuhinya yang dibutuhkannya. Masyarakat nelayan (Fisher Society) dalam hal ini bukan hanya mereka yang dalam mengatur hidup dan kehidupannya hanya bertarung - berperang melawan benturan-benturan badai siang dan malam hari, hanya sekedar mencari sesuap yang bisa menghidupi keluarganya. Mengingat manusia hidup ditengah-tengah masyarakat, bukan hidup ditengah hutan, yang mana faktor lingkungan besar sekali pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam masyarakat.
Kondisi masyarakat nelayan atau masyarakat pesisir merupakan kelompok masyarakat yang relatif tertinggal secara ekonomi, sosial (khususnya dalam hal akses pendidikan dan layanan kesehatan), dan kultural dibandingkan dengan kelompok masyarakat lain. Kondisi masyarakat pesisir atau masyarakat nelayan diberbagai kawasan pada umumnya ditandai oleh adanya beberapa ciri, seperti kemiskinan, keterbelakangan sosial-budaya, rendahnya sumber daya manusia (SDM) karena sebagian besar penduduknya hanya lulus sekolah dasar atau belum tamat sekolah dasar, dan lemahnya fungsi dari keberadaan Kelompok Usaha Bersama (KUB), Lembaga Keuangan Mikro (LKM), atau kapasitas berorganisasi masyarakat. Nelayan dan komunitas desa pesisir, pada umumnya adalah bagian dari kelompok masyarakat miskin yang berada pada level paling bawah dan seringkali menjadi korban pertama yang paling menderita akibat ketidakberdayaan dan kerentanannya. Berbagai kajian yang telah dilakukan menemukan, bahwa para nelayan bukan saja sehari-hari harus berhadapan dengan ketidakpastian pendapatan dan tekanan musim paceklik ikan yang panjang, tetapi mereka juga dihadapkan manajemen pengelolaan keuangan dan pemasaran hasil produksinya dan lebih dari itu mereka juga sering harusberhadapan dengan berbagai tekanan dan bentuk pemerasan. Penguasahan yang muncul bersamaan dengan berkembangnya proses modernisasi di sektor perikanan.
Pada hakikatnya Masyarakat nelayan identik dengan masyarakat yang miskin, hal ini didasari oleh hasil tangkapan laut yang kurang maksimal serta alat tanggap ikan yang kurang memadahi dan tempat penjualan atau tempat pelelangan ikan kurang menjanjikan. Kondisi seperti ini tidak dirasakan oleh masyarakat nelayan desa ulee reubek. Masyarakat nelayan desaulee reubek bisa dikatakan masyarakat nelayan modern, sebab sarana dan prasarana dalam mencari ikan sangat memadahi, mulai dari perahu atau kapal, alat tanggap atau jaring, fasilitas yang lain seperti (JPS) serta wilayah untuk menangkap ikan sangat luas. Kondisi seperti itu tidak lepas dari upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk berusaha meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan, baik melalui pemberian bantuan peralatan tangkap, kemudahan akses permodalan, maupun melalui program pemberdayaan masyarakat pesisir. Dimana semua program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejehteraan masyarakat pesisir, termasuk nelayan. Akan tetapi tidak semua program tersebut tepat sasaran dan hasil yang diperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan. Melihat kondisi masyarakat Desa ulee reubek saat ini tidak lepas dari peran kelompok nelayan yang ada di Desa tersebut, dengan adanya kelompok nelayan di desa ulee reubek tingkat pertumbuhan hasil laut sangat besar,hal ini juga bredampak pada pertumbuhan ekonomi desa ulee reubek.

1.2       rumusan masalah.
1. Bagaimanakah pemberdayaan masyarakat nelayan oleh kelompok nelayan Desa ulee reubek Kecamatan baktiya Kabupaten aceh utara?

2. Apa faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan masyarakat nelayan oleh kelompok nelayan  Desa ulee reubek Kecamatan baktiya Kabupaten aceh utara?


1.3         tujuan penelitian
Dapun tujuan peneliti dalam mengungkap pemberdayaan masyarakat nelayan oleh kelompok nelayan di Desa ulee reubek sebagai berikut:

1.Untuk mengetahui Bagaimana pemberdayaan masyarakat nelayan yang dilakukan oleh kelompok nelayan di Desa ulee reubek kecamatan baktiya kabupaten aceh utara.

2.Untuk mengetahui hasil yang diperoleh oleh masyarakat nelayan Desa Ulee reubek setelah adanya pemberdayaan yang dilakukan oleh kelompok Nelayan di Desa ulee reubek kecamatan baktiya kabupaten aceh utara.

3.Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kelompok nelayan dalam memberdayakan masyarakat nelayan di Desa ulee reubek kecamatan baktiya kabupaten aceh utara.

1.4.      mamfaat penelitian.

Adapun manfaat yang diharapkan dari fasil penelitian ini antara lain adalah meliputi beberapa hal sebagaimana berikukut:
a.Bagi Peneliti
Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan peneliti mengenai materi yang dibahas maupun metode yang digunakan dalam meneliti khususnya keterlibatan masyarakat dalam upaya mensejahterakan masyarakat Desanya sendiri.

b. Bagi Universitas
Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi para peneliti selanjutnya dengan tujuan agar keilmuan mereka bisa bertambah dan bisa sebagai bahan referensi ketika akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan Pemberdayaan Masyarakat Nelayan, dan tidak kalah pentingnya sebagai perbendaharaan perpustakaan fisip unimal untuk kepentingan ilmiah selanjutnya.


BAB 11
PEMBAHASAN
2.1.devinisi konsep.
Pada dasarnya konsep merupakan unsur pokok dari suatu penelitian dan konsep sebenarnya adalah definisi singkat dari sejumlah fakta atau gejalah-gejalah yang diamati. Oleh karena itu konsep-konsep yang dipilih dalam penelitian ini perlu ditentukan ruang lingkup dan batasan persoalan, sehingga persoalan-persoalan tersebut tidak kabur. Disamping itu konseptualisasi agar terhindar dari saling salah pengertian mengenai konsep-konsep yang digunakan, sehingga akan menjadi mudah di dalam memahami dan menelaah masalah yang dibahas.
sehubung dengan argumentasi di atas, maka dalam pembahasan ini perlulah kiranya penulis memberikan batasan-batasan konsep dari judul yang ada yaitu Pemberdayaan Masyarakat Nelayan Oleh Kelompok Nelayan di Desa ulee reubek kecamatan baktiya kabupaten aceh utaramempunyai konsep sebagai berikut:

a.Pemberdayaan
Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empoworment) berasal kata “Power” (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan kemampuan kita untuk
membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dengan keinginan dan minat mereka. Ilmu sosial tradisional menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan kontrol. Istilah “Pemberdayaan” adalah terjemah dari istilah asing “Empowerment”. Secara leksikal, pemberdayaan berarti penguatan. Secara teknis, istilah pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya diserupakan dengan istilah pengembangan. Bahkan dalam dua istilah ini dalam batas-batas tertentu bersifat interchangeable atau dapat dipertukarkan.
Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, perberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan untuk atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.

b.Masyarakat Nelayan
Masyarakat nelayan dalam penelitian ini adalah komunitas penduduk yang bertempat tinggal di dekat laut dan memanfaatkan laut sebagai mata pencaharian. Dalam hal ini, nelayan yang secara geografis bertempat tinggal di daerah Desa ulerubek kecamatan bektiya kabupaten aceh utara.
c.Kelompok Nelayan
Kelompok nelayan adalah sebuah organisasi masyarakat Desa Palang Kecamatan Palang Kabupaten Tuban yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dari pemberdayaan ekonomi masyarakat nelayan. Terciptanya kelompok nelayan membuat masyarakat nelayan terutama masyarakat Desa Palang Kecamatan Palang Kabupaten Tuban merasa terbantu dengan program-program yang sudah berjalan terutama melalui program penyewahan GPS (Global Persation Sistem) oleh kelompok nelayan.

d.desa ulee reubek
adalah sebuah desa yang terlek di kecamatan baktiya di kabupaten aceh utara,desa yang terletak di sebelah timur laut itu mempunyai banyak potensi kelautan yang perlu diberdayakan untuk dapat di ambil mamfaat oleh masyarakat desa tersebut sebagai penambahan perekonomian mereka yang bisa kita katakann sangat tercekik.

2.2. analisis terhadap kasus
sejak dulu program pemberdayaan nelayan dan pesisir belumlah tergarap secara proporsional. Pemanfaatan sumber daya alam kelautan masih dilakukan secara parsial dan kurang didukung oleh teknologi yang tepat guna sehingga hasil yang diperoleh kurang maksimal. Kenyataan tersebut berdampak pada kehidupan sosial ekonomi masyarakat pesisir yang tergolong rendah bahkan sebagian hidup dalam garis kemiskinan.
Secara umum program PEMP bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan kegiatan ekonomi, peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan penguatan kelembagaan sosial ekonomi dengan mendayagunakan sumberdaya kelautan dan perikaan secara optimal dan berkelanjutan. Kegiatan ini dilakukan dengan prioritas pengelolaan dan pembudidayan skala kecil dengan sasaran :

1. Meningkatkan akses permodalan melalui pengembangan jaringan lembaga keuangan    mikro mina yang mandiri sesuai dengan karakteristik local.
2. Terfasilitasinya implementasi teknologi tepat guna dalam rangka optimalisasi    pemanfaatan SDA
3. Berkembangnya jaringan informasi usaha, permodalan dan pemasaran.
4. Meningkatkan kualitas SDM pesisir dalam manajemen usaha dan pemanfaatan SDM.


Dalam konteks perikanan dan kelautan lembaga terkait berperan penting dalam mengatur mekanisme alokasi suber daya yang bersifat khusus. Dalam organisasi dan kelembagaan PEMP ada 4 pihak yang terlibat didalamnya, yaitu :

1. Pemerintah, yang terdiri atas departemen kelautan dan perikanan dan dinas propinsi atau kabupaten kota yang bertanggung jawab di bidang kelautan dan perikanan
2. Konsultan Manajemen, terdiri atas LSM, akademisi atau perusahaan jasa konsultasi yang ditunjuk oleh kepala daerah melalui kepala dinas kabupaten/kota
3. Tenaga pendamping desa (TPD), dalam tugasnya TPD meliputi mendampingi masyarakt pesisir untuk mengakses dana ekonomi produktif, pendampingan teknis dan manajemen usaha, membantu masyarakat pesisir dalam mengakses modal usaha yang besumber dari perbankan.
4. Koperasi Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina (LEPP-M3), koperasi ini berperan sebagai penerima Dana Ekonomi Produktif (DEP) sebagai modal koperasi yang pengelolaannya diserahkan kepada Swamitra Mina milik koperasi yang bersangkutan atau Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pesisir yang sahamnya juga dimiliki oleh koperasi tersebut.

            Program PEMP didesa ulee rubek kecamatan baktiya aceh utara telah dilaksana kan sejak tahun 2006,setelah menjalankan program tersebut beberapa tahun tentunya perlu dievaluasi tentang sejauh mana program tersebut memengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut.
sasaran program seperti yang tertuang dalam Kepmen No. 18 tahun 2004 adalah masyarakat pesisir miskin. Masyarakat pesisir miskin yang memiliki pekerajaan sebagai nelayan, pembudidaya ikan, pedagang hasil perikanan serta usaha-usaha yang berkaitan dengan perikanan dan kelautan. Namun kondisi di lapangan berdasarkan observasi menunjukan bahwa yang memanfaatkan kredit adalah mereka yang tidak miskin. Peserta program memang tergolong miskin tetapi masyarakat yang tergolong sangat miskin justru tidak satupun yang pernah menerima bantuan kredit.
Dalam beberapa kasus lain,ternyata dana pinajaman tidak digunakan untuk modal usaha tetapi digunakan untuk membiayai pendidikan anak, membangun rumah atau memenuhi kewajiban lain. Selain itu adanya persepsi bahwa bantuan pemerintah merupakan hibah menyebabkan masyarakat enggan mengembalikan pinjaman secara teratur. Di sisi lain meskipun kelayakan usaha dan kemampuan peminjam untuk mencicil menjadi pertimbangan dalam menentukan sasaran program, tingkat pengembalian umumnya masih kecil dan cenderung bervariasi antar bidang usaha. Pemilik usaha kios atau usaha dagang merupakan sasaran program yang dinilai memiliki kemampuan untuk mengembalikan kredit tepat waktu.
Hasil produksi yang tidak menentu dan harga jual yang berubah-ubah menjadi alasan bagi nelayan tidak mampu mengembalikan pinjaman.padahal itu hanya menjadi alasan mereka saja supaya terbebas saat petugas meminta tagihan pembayaran kredit.sebagian juga berpendapat bahwa jarak koperasi dengan tempat tinngal mereka juga terlalu jauh,sehingga itu juga teramasuk faktor yang menghambat mereka untuk mambayar pinjaman. Laporan DKP menyebutkan tingkat pengembalian pinjaman nelayan masih berkisar 30% dari modal yang digulirkan koperasi LEPP-M3.
Menurut beberapa inofrman yang ditemui menyebutkan ada beberapa aspek yang perlu dikembangkan untuk menumbuh kembangkan agar program tersebut berjalan dengan lancar diantaranya:kebijakan dan komunikasi.
Pentingnya komunikasi antara masyarakat dengan petugas harus diwujudkan dalam upaya untuk memberdayakan sosial ekonomi masyarakat pesisir. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah sendiri membuat program kurang berkembang dan penyerapan dana belum maksimal. Selain itu masih banyak masyarakat yang belum mengetahui betul bagaimana ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam proses penyaluran pinjaman sehingga tidak ada persamaan persepsi dan sikap dari kedua belah pihak dalam tercapainya implementasi kebijakan PEMP.
Mengingat bahwa aspek kebijakan menunjukkan kepada keberhasilan program tersebut,karena dari implementasi sebuah kebijakan ditentukan oleh banyak hal, terutama yang menyangkut kepentingan-kepentingan yang terlibat didalamnya. Artinya sebuah kebijakan yang sederhana tentu tidak melibatkan kepentingan banyak orang, kelompok dalam masyarakat sehingga tidak akan membawa perubahan yang besar. Sebaliknya semakin melibatkan banyak kepentingan, maka keterlibatan seseorang atau kelompok dalam implementasi kebijakan tersebut akan sangat tergantung apakah kepentingannya terlindungi atau bahkan orang atau kelompok tersebut akan memperoleh manfaat yang tinggi atau tidak mendapatkannya sama sekali.

2.3.lokasi penelitian
            Penelitian dilakukan di desa ulee reubek kecamatan baktiya kabupaten aceh utara.dasar pemlihan lokasi adalah sebagai berikut:

1.lokasi penelitian merupakan dermaga utama pendaratan kapal nelyan kecil yang beroperasi di pantai ulee reubek.


2.koperasi sejahtera (nama istilah yang digunakan di desa ulee reubek) sebagai pengelolaan dana ekonomi produktif.

           


BAB 111
PENUTUP
3.1 kesimpulan
           
1.Penyebab kurang maksimalnya implementasi program antara lain prosedur penyaluran pinjaman yang berjalan terlalu bersifat formal. Terbatasnya fasilitas yang tersedia turut memberikan kontribusi bagi kelancaran distribusi program.

2.jauhnya jarak antara tempat pengajuan kredit dengan desa tempat tinggal, belum tersedia tempat-tempat disekitar desa yang memungkinkan mereka untuk mengakses pinjaman dengan lebih mudah.

3. Kondisi rendahnya tingkat pendapatan merupakan faktor utama keterlambatan pengembalian pinjaman. Kaum nelayan dalam sekali melaut terkadang tidak mendapatkan hasil sama sekali, sementara harga bahan bakar melambung tinggi sehingga sulit untuk membayar tepat waktu.

4. Tingkat komunikasi yang dilakukan dalam implementasi progaram PEMP di desa tersebut dapat dikatakan kuarang baik. Akses pada sumber-sumber informasi besifat terbatas hanya pada golongangan tertentu yang dinilai memiliki kelayakan usaha dan kemampuan mengembalikan pinjaman.

3.2 .saran.

1. Pemahaman yang lebih luas oleh petugas tentang pentingnya pemberdayaan bagi masyarakat pesisir tidak hanya sebatas pada aspek finansial dan pelaksanaan tugas-tugas rutin tetapi juga pemahaman yang menonjolkan aspek keberdayaan masyarakat pesisir sebagai sasaran sehingga tujuan utama program tetap konsisten dan terjaga
2. tersedianya fasilitas jaringan komunikasi yang terstruktur dari tingkat kota hingga kelurahan sebagai jembatan informasi perkembangan aktivitas ekonomi. Mengoptimalkan fungsi struktur pemerintah kelurahan dan tokoh masyarakat untuk menunjang keberhasilan program.
3. Perlunya diadakannya penyuluhan secara berkala, rutin dan teratur. Dimana dalam pertemuan tersebut perlu untuk selalu disampaikan mengenai ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam program, tanya jawab maupun pemberitahuan informasi lainnya. Selain itu petugas penyuluhan juga harus berjalan dengan dua arah agar pemahaman terhadap program dapat benar-benar diterima oleh masyarakat.




                                   
Daftar pustaka

Dahuri, R. 2002. Kebijakan Dan Program Pengembangan Sumberdaya
Manusia Kelautan Dan Perikanan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka

Departemen Perikanan Dan Kelautan. 2004. Keputusan Menteri Perikanan
Dan Kelautan RI No 18 Tentang Program PEMP. Jakarta.

Pedoman Umum Program PEMP 2001, Departemen Kelautan dan Perikanan - Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-pulau Kecil 2001

Adrianto (2004), Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Di Kecamatan Soropia  Kabupaten Kendari, Tesis-S2 UGM Tahun 2004.







Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MAKALAH Program pemberdayaa masyarakat pesisir(PEMP) di desa ulee reubek kecamatan baktiya, kabupaten Aceh utara"

Post a Comment