AKHLAK KEPADA SESAMA
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
muammar
KATA
PENGANTAR
Syukur
kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya pada penulis
sehingga puji penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Akhlak
Kepada Sesama”.
Dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing
mata kuliah Ilmu Tasawuf yaitu bapak ZAMZAMI
dan teman-teman serta pihak-pihak yang telah ikut berpartisipasi
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis berharap
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan tugas ini di kemudian hari.
Penulis berharap semoga
makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan yang bermanfaat
dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.
Buket Rata Alue Awe, 29
Maret 2016
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................. i
DAFTAR
ISI................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang........................................................................... 1
2.
Rumusan Masalah...................................................................... 1
3.
Tujuan dan
Manfaat................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Akhlak Terpuji Kepada Sesama ................................................ 3
1. Husnudhan ……………….................................................. 3
2. Tawadhu’ ………………................................................... 5
3. Tasamuh …………………………………………….......... 6
4. Ta’awun ………………………………………………….. 8
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan ................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman sekarang ini adat kebudayaan Indonesia yang terkenal dengan sopan santunnya, ramah tamahnya
sebagai ciri adat ketimuran sudah mulai pudar, krisis moral terjadi dimana-mana
generasi sebagai ujung tombak di masa depan sudah mengesampingkan yang namanya
tata krama.
Akidah Akhlak merupakan
suatu materi yang sangat penting untuk dipahami dan diamalkan
oleh siswa. Karena dengan begitu, siswa akan mengetahui isi dari Akidah
Akhlak itu sendiri. Siswa akan berperilaku dengan sifat-sifat
terpuji, menghindari sifat-sifat tercela dan bertata krama dalam
kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian diharapkan siswa mampu
mengimplementasikan dalam kehidupan nyata baik di sekolah, rumah
dan di masyarakat. Terbukti dari sikap dan perilaku siswa yang menyimpang
dari isi materi Akidah Akhlak itu sendiri, seperti melakukan
perbuatan dan akhlak tercela dan hal-hal lain yang bertentangan dengan isi
materi Akidah Akhlak. Ini semua disebabkan karena kurangnya pendalaman
dari isi materi itu sendiri. Untuk itu perlu diupayakan secara maksimal.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dan pentingnya husnudzan, tawadhu’,
tasamuh, dan ta’awun ?
b. Apa saja bentuk-bentuk husnudzan, tawadhu’, tasamuh,
dan ta’awun ?
c. Apa dampak positif dari husnudzan, tawadhu’, tasamuh,
dan ta’awun ?
d. Bagaimana membiasakan husnudzan, tawadhu’, tasamuh,
dan ta’awun dalam kehidupan sehari-hari ?
C. Tujuan Pembahasan
a. Siswa mampu memahami apa pengertian dan pentingnya
husnudzan, tawadhu’,
tasamuh, dan ta’awun.
b. Siswa mengerti bentuk-bentuk husnudzan, tawadhu’,
tasamuh, dan ta’awun.
c. Siswa dapat menjelaskan nilai-nilai positif dari
husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun.
d. Siswa dapat menerapkan husnudzan, tawadhu’, tasamuh,
dan ta’awun dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Akhlak
Terpuji Kepada Sesama
1. Husnudzan
a.
Pengertian
dan Pentingnya Husnudzan
Secara bahasa husnudzan berasal dari
lafadz “husnun” yang artinya baik dan lafadz “adzonu” prasangka,
sehingga husnudzan berarti prasangka, perkiraan, atau dugaan baik. Menurut
istilah husnuzan adalah cara pandang sesesorang yang membuatnya melihat
sesuatu secara positif.
Seorang yang memiliki sikap husnuzan
memandang semua orang itu baik dan akan mepertimbangkan sesuatu dengan
pikiran jernih, pikiran dan hatinya bersih dari prasangka yang belum tentu
kebenaranya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan dalam pergaulan. Sikap ini
ditunjukkan dengan rasa senang, berpikir positif, dan sikap hormat kepada orang
lain tanpa ada rasa curiga, dengki, dan perasaan tidak senang tanpa alasan yang
jelas.
Pentingnya husnudzan terhadap sesama
manusia, maka dalam hidupnya akan memiliki banyak teman, disukai kawan, dan di
segani lawan. Husnuzan terhadap sesama manusia juga merupakan kunci sukses
dalam pergaulan, baik pergaulan di sekolah, keluarga, maupun di lingkungan
masyarakat. Sebab tidak ada pergaulan yang harmonis tanpa adanya prasangka baik
antara satu individu dengan individu lainnya. Dengan begitu hubungan
persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik, terhindar dari penyesalan
dalam hubungan dengan sesama, dan selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan
orang lain.[[1]]
b.
Bentuk dan
Contoh Husnudzan
Orang yang mengaku beragama Islam
wajib melaksanakan ajaran Islam dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Adapun
perilaku yang mencerminkan sikap husnudzan :
1)
Menyakini dengan sepenuh hati bahwa semua
larangan dan perintah agama demi
kebaikan manusia sendiri.
2)
Menjauhi
prasangka buruk kepada siapapun apabila tidak ada
bukti.
3)
Mengembangkan sikap baik dalam kehidupan bermasyarakat.
4)
Memberi
kepercayaan kepada sesama mnusia tentang
suatu urusan dengan kepercayaan bahwa ia
dapat melaksanakan tugasnya.
c.
Nilai-nilai
Positif dari Husnudzan
Setiap akhlak terpuji pasti
mempunyai nilai-nilai positif (terutama bagi pelakunya sendiri) dan terkadang
bagi orang lain, sesuai firman Allah SWT, sebagai berikut:
اِنْ
اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ
Adapun
dampak positif perilaku husnudzan antara lain:
1)
Semakin
dekat hubungan batin antara pelaku dan pihak lain yang diduga berbuat kebaikan.
2)
Memperoleh
kepercayaan dari orang yang menduga dirinya telah berbuat baik, dan
3)
Memperkuat
hubungan persaudaraan.
d.
Membiasakan
Berperilaku Khusnudzon
Kenyaman dalam menjalankan kehidupan
ada pada habluminallah, habluminannas. Oleh karenanya kita harus bisa
membiasakan sikap husnudzan dalam kehidupan, antara lain:
1)
Tidak mudah
menerima suatu berita yang tidak jelas sumber serta kebenarannya.
2)
Berusaha
tidak sering ketemu dengan sesama teman atau anggota masyarakat, dan
3)
Dengan
sering bertemu dapat mengantisipasi munculnya gosip yang sering merusak
hubungan persaudaraan.
2. Tawadhu’
a.
Pengertian
dan Pentingnya Tawadhu’
Tawadhu’ secara bahasa adalah "التَّذْ لُلْ" ketundukan dan "التَّخَا شُعْ" rendah hati. Secara terminologis
Tawadhu’ adalah ketundukan kepada kebenaran dan menerimanya dari siapapun
datangnya baik ketika suka atau dalam keadaan marah. Orang yang tawadhu’ adalah
orang yang merendahkan diri dalam pergaulan dan tidak menampakkan kemampuan
yang dimiliki.[[3]] Sesuai
dengan sabda Nabi Muhammad SAW:
اِنَّ اللهَ اَوْحَى اِلَىَّ اَنْ تَوَاضَعُوْا حَتَّى
لَايَفْخَرَ اَحَدٌعَلَى اَحَدٍ وَلَا يَبْغِى اَحَدٌ عَلَى اَحَدٍ
“Sesungguhnya
Allah memberi wahyu kepadaku agar engkau semua saling tawaduk, sehingga tidak
ada orang yang bersikap sombong kepada yang lain dan tidak ada yang menganiaya
seseorang terhadap yang lain”.[[4]]
Sesungguhnya orang yang tawadhu’ dan
lemah lembut, keduanya itulah yang mendapatkan ketenangan serta kasih sayangnya
diatas bumi, yang mana kepada saudara-saudara mereka sesama mukmin mereka
berlaku lemah lembut dan penuh kasih sayang. Sementara kepada orang kafir
musuh-musuh Islam mereka bersikap keras dalam artian tegas.[[5]]
Tawadhu’ dapat dikatakan jalan ynag
mengantarkan manusia bersatu dan damai dalam pergaulan, dan sebagai sikap untuk
membina persaudaraan.
b.
Bentuk dan
Contoh Tawadhu’
Sikap tawadhu’ yang dimiliki
seseorang dapat dilihat dari perilakunya sehari-hari. Adapun bentuk-bentuk
perilaku tawadhu’:
1)
Menghormati
orang yang lebih tua atau lebih pandai dari pada dirinya.
2)
Sayang
kepada yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya.
3)
Menghargai
pendapat dan pembicaraan orang lain.
4)
Bersedia
mengalah demi kepentingan umum.
5)
Santun dalam
berbicara kepada siapapun, dan
6)
Tidak suka
disanjung orang lain atas kebaikan atau keberhasilan yang dicapai.
c.
Nilai-nilai
Positif Tawadhu’
Dampak positif tawadhu’ berarti
akibat baik sikap tawadhu’. Adapun dampak positif sikap tawadhu’, antara lain:
1)
Menimbulkan
simpatik pihak lain sehingga suka bergaul dengannya.
2)
Akan
dihormati secara tulus oleh pihak lain sesuai naluri setiap mnusia ingin
dihormati dan menghormati.
3)
Memperkuat
hubungan persaudaraan antara dirinya dan orang lain, dan
4)
Mengangkat derajat
dirinya sendiri dalam pandangan allah maupun sesama manusia.
d.
Membiasakan
Berperilaku Tawadhu’
Untuk dapat memiliki sikap tawadhu’
dalam pergaulan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)
Biasakan
bersikap sabar.
2)
Usahakan
untuk tidak bersikap sombong.
3)
Jangan
menjadi pendendam.
4)
Jangan
bersikap tamak dan rakus terutama harta benda.
5)
Melatih diri
untuk menghargai kemampuan orang lain, tidak meremehkannya.
3. Tasamuh
a.
Pengertian
dan Pentingnya Tasamuh
Tasamuh berasal dari kata تَسَامَحَ –
يَتَسَامَحَ yang artinya
toleransi. Tasamuh berarti sikap tenggang rasa saling menghormati saling
menghargai sesama manusia untuk melaksanakan hak-haknya. Kita wajib menghormati
karena manusia dapat merasakan bahagia apabila hidup bersama manusia lainnmya.
Pada hakikatnya, sikap seperti ini telah dimiliki oleh manusia sejak masih usia
anak-anak, namun perlu dibimbing dan diarahkan.[[7]]
Tasamuh dapat menjadi pengikat
persatuan dan kerukunan, mewujudkan suasana yang harmonis, dapat menjalin dan
memperkuat tali silaturrahmi kepada sesama, mempererat tali persaudaraan dengan
semua kalangan, menjalin kasih sayang antar umat beragama, dan memperoleh
banyak kemudahan.
b.
Bentuk dan
Contoh Tasamuh
Bentuk-bentuk
tasamuh dalam kehidupan sehari-hari:
1)
Selalu
memberi kemudahan dan tidak mempersulit orang lain dalam hal apapun.
2)
Selalu
memiliki niat atau dorongan untuk membantu orang lain.
3)
Menghargai
pendapat pikiran bahkan keyakinan orang lain.
4)
Tidak suka
memaksakan kehendak.
5)
Tidak
mengganggu ketenangan tetangga.
6)
Tidak
melarang tetangga apabila ingin menanam pohon dibatas kebunnya, dan
Contoh perilaku tasamuh, seseorang
meminjam uang dari kita, tetapi orang tersebut belum dapat mengembalikan
hutangnya, dengan besar hati kitapun tidak segan-segan memberikan keluasan
berupa tenggang waktu atau bahkan diikhlaskan.
c.
Nilai-nilai
Positif Tasamuh
Sebagai
sifat terpuji, dampak positif tasamuh cukup banyak macamnya:
1)
Memuaskan
batin orang lain karena dapat mengambil hak sebagaimana mestinya.
2)
Kepuasan
batin yang tercermin dalam raut wajahnya menjadikan semakin eratnya hubungan
persaudaraan orang lain dengan drinya.
3)
Eratnya
hubungan baik dengan orang lain dapat memperlancar terwujudnya kerjasama yang
baik dalam kehidupan bermasyarakat.
4)
Dapat
memperluas kesempatan untuk memperoleh rizki karena bnyak relasi.
d.
Membiasakan
Berperilaku Tasamuh
Agar sikap tasamuh menjadi sikap
yang dapat selalu kita jaga ada beberapa hal yang harus biasa kita lakukan
diantaranya:
1)
Senantiasa
menghargai perbedaan.
2)
Senantiasa
menjalin persaudaraan dan persahabatan.
3)
Senantiasa
bersikap lemah lembut, sopan, ramah, dan santun.
4)
Menjadikan
perbedaan sebagai sarana untuk berlomba dalam berbuat kebaikan dan bukan untuk
menambah perpecahan.
4. Ta’awun
a.
Pengertian
dan Pentingnya Ta’awun
Ta’awun berasal dari bahasa arab تَعَاوَنَ-
يَتَعَاوَنُ- تَعَاوُنًا yang berarti tolong menolong, gotong royong, atau
bantu membantu dengan sesama. Ta’awun adalah kebutuhan hidup manusia yang
tidak dapat dipungkiri, kenyataan membuktikan bahwa suatu pekerjaan atau apa
saja yang membutuhkan pihak lain pasti tidak akan dapat dilakukan sendiri oleh
seseorang meski dia memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang hal itu.[[9]]
Manusia sebagai makhluk sosial tidak
dapat hidup sendiri dalam masyarakat tanpa bantuan dan kerjasama dengan manusia
lain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari baik yang sifatnya material maupun
non material. Orang kaya membantu yang miskin dalam hal materi dan harta,
sementara orang miskin membantu yang kaya dalam hal tenaga dan jasa. Saling
menolong tidak hanya dalam hal materi tetapi dalam berbagai hal diantaranya
tenaga, ilmu, dan nasihat. Suatu masyarakat akan nyaman dan sejahtera jika
dalam kehidupan masyarakat tertanam sikap ta’awun dan saling membantu satu sama
lain. Seperti penjelasan dalam Al-Qur’an:
وَتَعَاوَنُوْاعَلَى الْبِرِّوَالتَّقْوَى وَلاَ
تَعَاوَنُوْاعَلَى اْلِاثْمِ وَالْعُدْوَانُ
“Dan tolong
menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa dan jangan tolong
menolong kamu dalam berbuat dosa dan kesalahan”.[[10]]
Pentingnya menerapkan sikap ta’awun
tolong menolong pekerjaan akan dapat terselesaikan dengan lebih sempurna,
melahirkan cinta dan belas kasih antar orang yag saling menolong, mengurangi
berbagai macam fitnah, dapat menghilangkan kecemburuan sosial, dan menghapus
jurang pemisah antar orang yag mampu dan orang yang tidak mampu karena yang
satu dengan yang lain saling melengkapi.
b.
Bentuk dan
Contoh Ta’awun
Ta’awun
dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk antara lain:
1)
Terpenuhinya
kebutuhan hidup berkat kebersamaan.
2)
Memperingan
tugas berat karena dilakukan secara bersama sama.
3)
Terwujudnya
persatuan dan kesatuan sesama anggota masyarakat.
4)
Mendahulukan
kepentingan umum diatas kepentingan dirinya sendiri dan keluarga.
c.
Nilai-nilai
Positif Ta’awun
Nilai-nilai positif tolong menolong
dalam kehidupan. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa manusia adalah makhluk
sosial. Setiap orang membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalani
kehidupannya. Oleh karena itu antara satu orang dengan yang lain harus menjalin
pergaulan yang baik. Karena jika tidak kehidupan mereka akan berjalan sendiri.
Pergaulaun yang baik itu salah satunya bisa diciptakan dengan mengembangkan
sikap saling menolong antar sesama.[[11]] Banyak manfaat yang dapat diambil dari terciptanya hubungan saling menolong
antara lain :
1)
Memperkuat
tali atau hubungan silaturrahmi antar seesama.
2)
Diantara
masyarakat akan tercipta simbiosis mutualisme (hubungan yang saling
menguntungkan).
3)
Kebutuhan
atau keperluan hdup akan dapat terpenuhi.
4)
Kesulitan
hidup menjadi ringan.
5)
Kehidupan
menjadi lebih tentram dan sejahtera.
d.
Membiasakan
Berperilaku Ta’awun
Pembiasaan tolong menolong dalam
kehidupan menjadikan tolong menolong sebagi kebiasaan memang tidak mudah,
apalagi disaat serba sulit. Setiap orang seakan-akan tertuntut untuk memenuhi
kebutuhan pribadinya masing masing sehingga menolong orang lain menjadi
terlupakan.[[12]] Namun hal
itu bukan tidak bisa dilakukan, untuk membiasakan tolong menolong kita dapat
memulai setidaknya dengan:
1)
Memulainya
dari hal-hal kecil.
2)
Memupuk rasa
peduli terhadap orang lain.
3)
Belajar
ikhlas dalam setiap perbuatan yang dilakukan.
4)
Mengingat
semua karunia allah (sebagai bentuk pertolongan allah kepada manusia).
5)
Berdo’a
kepada allah untuk membimbing diri kita menjadi seorang yang gemar menolong.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian husnudzan adalah
cara pandang sesesorang yang membuatnya melihat sesuatu secara positif
dengan pikiran jernih. Husnuzan terhadap sesama manusia juga merupakan kunci
sukses dalam pergaulan. Adapun perilaku yang mencerminkan sikap husnudzan:
menyakini dengan sepenuh hati bahwa semua larangan dan perintah agama demi
kebaikan manusia sendiri, dan menjauhi prasangka buruk kepada siapapun apabila
tidak ada bukti. Dalam berperilaku husnudzan ada beberapa dampak positifnya
antara lain: semakin dekat hubungan batin antara pelaku dan pihak lain yang
diduga berbuat kebaikan, dan memperoleh kepercayaan dari orang yang menduga
dirinya telah berbuat baik. Setelah mengetahui penting dan dampak positif
hendaknya kita bisa membiasan sikap husnudzan dalam
kehidupan sehari-hari.
Orang yang tawadhu’ adalah orang yang merendahkan diri
dalam pergaulan dan tidak menampakkan kemampuan yang dimiliki. Tawadhu’ dapat
dikatakan jalan ynag mengantarkan manusia bersatu dan damai dalam pergaulan,
dan sebagai sikap untuk membina persaudaraan. Sikap tawadhu’ yang dimiliki
seseorang dapat dilihat dari perilakunya sehari-hari. Bentuk-bentuk perilaku
tawadhu’: menghormati orang yang lebih tua atau lebih pandai dari pada dirinya,
menghargai pendapat dan pembicaraan orang lain, dan santun dalam berbicara
kepada siapapun. Adapun dampak positif sikap tawadhu’, antara lain: menimbulkan
simpatik pihak lain, akan dihormati oleh pihak, dan memperkuat hubungan
persaudaraan antara dirinya dan orang lain. Untuk dapat memiliki sikap tawadhu’
dalam pergaulan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: biasakan bersikap
sabar, usahakan untuk tidak bersikap sombong, dan jangan bersikap tamak dan
rakus terutama harta benda.
Tasamuh berarti sikap tenggang rasa saling menghormati
saling menghargai sesama manusia untuk melaksanakan hak-haknya. Tasamuh dapat
menjadi pengikat persatuan dan kerukunan, mewujudkan suasana yang harmonis, dan
dapat menjalin tali silaturrahmi kepada sesama. Bentuk-bentuk tasamuh dalam
kehidupan sehari-hari: selalu memiliki niat atau dorongan untuk membantu orang
lain, menghargai pendapat pikiran bahkan keyakinan orang lain, tidak suka
memaksakan kehendak, dan tidak mengganggu ketenangan tetangga. Sebagai sifat
terpuji, dampak positif tasamuh cukup banyak macamnya: menjadikan semakin
eratnya hubungan persaudaraan orang lain dengan drinya, dan dapat memperluas
kesempatan untuk memperoleh rizki karena bnyak relasi. Agar sikap tasamuh
menjadi sikap yang dapat selalu kita jaga ada beberapa hal yang harus biasa
kita lakukan diantaranya: senantiasa menghargai perbedaan, senantiasa bersikap
lemah lembut , sopan, ramah, dan santun, dan menjadikan perbedaan untuk
berlomba dalam berbuat kebaikan dan bukan untuk menambah perpecahan.
Ta’awun yang berarti tolong menolong, gotong royong,
atau bantu membantu dengan sesama. Pentingnya menerapkan sikap ta’awun
pekerjaan dapat terselesaikan dengan lebih sempurna, melahirkan cinta dan
belas kasih antar orang yag saling menolong, dan menghapus jurang pemisah antar
orang yag mampu dan orang yang tidak mampu karena yang satu dengan yang lain
saling melengkapi. Ta’awun dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk antara lain:
terpenuhinya kebutuhan hidup berkat kebersamaan, memperingan tugas berat karena
dilakukan secara bersama sama, dan terwjudnya persatuan dan kesatuan sesama
anggota masyarakat. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa manusia adalah
makhluk sosial maka antara satu orang dengan yang lain harus menjalin pergaulan
yang baik. Untuk membiasakan tolong menolong kita dapat memulai setidaknya
dengan: memulainya dari hal-hal kecil, memupuk rasa peduli terhadap orang lain,
belajar ikhlas dalam setiap perbuatan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Yatimin Abdullah, Studi akhlak dalam Perspektifd al-qur’an, jakarta; Sinar Grafika Offset, 2007
Asmara As,
Pengantar Studi Akhlak, Jakarta; PT Raja Grafinndo Persada, 2002
Sofwer hadist mausuah
Sofwer hadist mausuah
Baljon, Bimbingan Remaja
Berakhlak Mulia, (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 1991)
Al-Qur’an
Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak
Mulia, (Jakarta: Gema Insani, 2004)
H. R. Abu Daud
Masan al Fat, Aqidah Akhlak, (Semarang: Adi Cita, 1994)
Ibrahim, Membangun Akidah dan
Akhlak, (Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2002)
Ibid..
Ahmad Umar Hasyim, Menjadi Muslim
Kaffah, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004)
Anwar Masy’ari, Akhlak Al-Qur’an, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1990)
Muhammad Ali Al-Hasyim, Menjadi
Muslim Ideal, (Jakarta:
Pustaka Pelajar Offset, 2001)
0 Response to "MAKALAH AKHLAK KEPADA SESAMA "
Post a Comment