KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Allah SWT. atas limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan yang
berarti. Tidak lupa shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliah menuju
jaman islamiah sekarang ini. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan pembelajaran
yang telah direncanakan.
Kami menyadari
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan semoga
dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca sekalian.
Lhokseumawe, 20 April 2016
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A.
Latar
Belakang ....................................................................................................... 1
B.
Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II. PEMBAHASAN MULTI
PROTOCOL LABEL SWITCHING.................. 2
A.
Definisi Multi Protokol Label Switching ............................................................... 2
B.
Komponen Multi Protocol Label Switching ........................................................... 3
C.
Fungsi dari Multi Protokol Label Switching .......................................................... 4
D.
Keunggulan dari Multi Protokol Label Switching ................................................. 4
E.
Enkapsulasi paket dari Multi Protocol Label
Switching ........................................ 5
F.
Arsitektur
Multi Protocol Label Switching ...................................................... 6
G.
Cara Kerja MPLS dari Arsitektur ........................................................................... 7
H.
Struktur Jaringan Multi Protocol Label Switching ................................................. 8
I.
Contoh Penggunaan MPLS pada Jaringan ........................................................ .... 9
J.
Proses pada Multi Protocol Label Switching ..................................................... .... 10
BAB III. PENUTUP ........................................................................................................ 15
A.
Kesimpulan
............................................................................................................. 15
B.
Saran ....................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan
telekomunikasi, maka kebutuhan terhadap suatu jaringan akan semakin meningkat,
terutama untuk menghubungkan jaringan yang satu dengan jaringan yang lain,
dimana kedua tempat jaringan tersebut letaknya saling berjauhan, maka untuk
menghubungkan keduanya agar terjadi suatu koneksi yang lebih cepat dan lebih
baik maka diperlukan suatu jalur yang dinamakan Multi Protocol Label Switching
(MPLS).
Seperti kita ketahui bersama bahwa MPLS adalah suatu
teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone (jaringan utama)
berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dari sistem
komunikasi circuit-switched dan packet switched yang melahirkan teknologi yang
lebih baik dari keduanya. MPLS
bekerja pada packets dengan MPLS header, yang berisi satu atau lebih label.
Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit eksperimen,
dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL. Label pada MPLS digunakan untuk prose forwarding,
termasuk proses taffic engineering. Diharapkan dengan adanya jalur MPLS tersebut maka suatu
jaringan dapat terhubung dan terkoneksi dengan mudah dan diharapakan proses
pengaksesannya bisa lebih cepat dan lebih baik.
B.
Tujuan
1. Mengetahui dan
memahami definisi dari Multi Protocol
Label Switching (MPLS).
2. Mengetahui dan
memahami komponen-komponen dari Multi
Protocol Label Switching (MPLS).
3. Mengetahui dan
memahami fungsi dari Multi Protocol Label
Switching (MPLS).
4. Mengetahui dan memahami
keunggulan dari Multi Protocol Label
Switching (MPLS).
5. Mengetahui dan
memahami enkapsulasi dari Multi Protocol
Label Switching (MPLS).
6. Mengetahui dan
memahami arsitektur dari Multi Protocol
Label Switching (MPLS).
7. Mengetahui dan
memahami cara kerja dari Multi Protocol
Label Switching (MPLS).
8. Mengetahui dan
memahami kelebihan dari Multi Protocol
Label Switching (MPLS).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian MPLS
Multi Protocol Label Switching (MPLS) yaitu teknologi penyampaian paket
pada jaringan backbone berkecepatan tinggi. Asas kerjanya menggabungkan
beberapa kelebihan dari sistem komunikasi Circuit-switched dan packet-switched
yang melahirkan teknologi yang lebih baik dari keduanya.
Multi Protocol
Label Switching (MPLS) adalah arsitektur network yang didefinisikan oleh IETF
(Internet Engineering Task Force) untuk memadukan mekanisme label Swapping di
layer 2 dengan routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket.
Paket-paket pada
MPLS diteruskan dengan protocol routing berada pada layer 3 sistem OSI,
sedangkan MPLS barada di antara layer 2 dan 3. OSPF (Open Shortest Path First)
adalah routing protokol berbasis link state (dilihat dari total jarak) setelah
antar router bertukar informasi maka akan terbentuk debatase pada masing-masing
router. BGP (Border Gateway Protocol) adalah router untuk jaringan exsternal
yang digunakan untuk menghindari routing loop jaringan internet.
Prinsip
kerja MPLS ialah menggabungkan kecepatan switching pada layer 2
dengan kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3. Cara
kerjanya adalah dengan menyelipkan label di antara header layer
2 dan layer 3 pada paket yang diteruskan. Label dihasilkan oleh Label-Switching
Router dimana bertindak sebagai penghubung jaringan MPLS dengan jaringan
luar. Label berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana paket
harus dikirim. Kemudian paket diteruskan ke node berikutnya, di node
ini label paket akan dilepas dan diberi label yang baru yang berisi tujuan
berikutnya. Paket-paket diteruskan dalam path yang disebut LSP (Label Switching Path).
B.
Komponen MPLS
1. Label Switching Path
(LPS)
LPS merupakan jalur yang melalui satu atau serangkaian LSR dimana paket
diteruskan oleh Label Swapping dari satu MPLS node ke MPLS node ynag lain.
2. Label Switching
Router (LSR)
LSR adalah router yang mendukung MPLS forwarding. Maksudnya, MPLS node yang
mampu meneruskan paket-paket layer 3. LSR biasa disebut jga dengan P (provider)
router.
3. MPLS Edge Node atau
Label Edge Router (LER)
MPLS node yang menghubungkan sebuah MPLS domain dengan node yang berada
diluar MPLS domain.
4. MPLS Egress Node
MPLS node yang mengatur trafik saat paket meninggalkan MPLS domain.
5. MPLS Ingress Node
MPLS node yang mengatur trafik saat akan memasuki MPLS domain.
6. MPLS Label
Merupakan label yang ditempatkan sebagai MPLS header . Header ini diletakkan
diantara layer 2 dan IP header.
7. MPLS Node
Node yang menjalankan MPLS. MPLS node ini sebagai kontrol protokol yang
akan meneruskan paket yang diterima berdasarkan label.
C. FUNGSI
MPLS
MPLS melaksanakan fungsi sebagai
berikut :
-
Menghubungkan protokol satu dengan lainnya dengan Resource
Reservation Protocol
(RSVP) dan membuka Shortest Path First (OSPF).
- Menetapkan
mekanisme untuk mengatur arus traffic berbagai
jalur, seperti arus antar perangkat keras yang
berbeda, mesin, atau untuk arus pada aplikasi yang
berbeda.
- Digunakan
untuk memetakan IP secara sederhana.
- Mendukung IP, ATM dan Frame-Relay
Layer-2 protokol.
D.
Keunggulan MPLS
Karena bisa dibangun di atas jaringan Internet, jaringan ini sangat menarik
bagi banyak penyedia jasa Internet (Internet service provider/ISP). Mereka
dapat menawarkan banyak pilihan dalam membangun struktur jaringan dan aplikasi
layanan.
keunggulan MPLS karena ditempatkan di jaringan inti penyedia jasa.
Dari sini QoS, penataan lalu lintas dan penggunaan bandwidth dapat dikendalikan
sepenuhnya. arsitektur MPLS menggunakan label untuk membedakan klien yang satu
dengan klien yang lainnya. Di atas jaringan yang sama, titik yang memiliki
label yang sama terhubung dan menjadi satu VPN, sehingga tidak perlu lagi
menciptakan lorong antartitik.
MPLS memiliki tingkat keamanan yang sangat baik, tidak kalah dari keamanan
pada jaringan frame relay maupun ATM. Bagi pelanggan yang sangat mengutamakan
keamanan, di perbankan misalnya, tingkat keamanan MPLS ini malah masih dapat
ditingkatkan lagi
Dilihat dari sisi penyedia jasa, MPLS merupakan solusi yang baik karena
fleksibel dan skalabel. Fleksibel karena seluruh pelanggan dapat menggunakan
perangkat dan konfigurasi perangkat lunak yang sejenis untuk bermacam-macam
jenis layanan premium seperti VoIP, Internet, Intranet, extranet, dan VPN-dial.
Semua layanan dapat diaktifkan hanya dengan perubahan parameter di konfigurasi
perangkat lunaknya.
Ia skalabel karena perangkat yang ada di sisi pelanggan hanya perlu
melakukan peering ke perangkat akses di sisi penyedia jasa. Klien tidak perlu
melakukan site-to-site peering meskipun ada penambahan atau pengurangan jumlah
site pada VPN pelanggan tadi. Semua penambahan dan pengurangan site VPN akan
dideteksi secara otomatis oleh perangkat akses MPLS yang terdekat dan akan
disebarluaskan ke member VPN yang lain.
Layanan VPN berbasiskan MPLS mulai populer di banyak negara termasuk Eropa,
Asia, dan Amerika. Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa penyedia jasa yang
berencana untuk menjual layanan VPN berbasis MPLS ini.
E. Enkapsulasi paket
Tidak seperti ATM yang memecah paket-paket IP, MPLS
hanya melakukan enkapsulasi paket IP, dengan memasang header MPLS. Header MPLS
terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit eksperimen, dan 1 bit
identifikasi stack, serta 8 bit TTL. Label adalah bagian dari header, memiliki
panjang yang bersifat tetap, dan merupakan satu-satunya tanda identifikasi
paket. Label digunakan untuk proses forwarding, termasuk proses traffic
engineering. Untuk mengetahui enkapsulasi paket pada MPLS dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 1.1 Enkapsulasi Paket
Setiap LSR
memiliki tabel yang disebut label-swiching table. Tabel itu berisi
pemetaan label masuk, label keluar, dan link ke LSR berikutnya. Saat LSR
menerima paket, label paket akan dibaca, kemudian diganti dengan label keluar, lalu paket dikirimkan ke LSR
berikutnya. Selain paket IP, paket MPLS juga
bisa dienkapsulasikan kembali dalam paket MPLS. Maka sebuah paket bisa memiliki
beberapa header. Dan bit stack pada header menunjukkan apakah suatu header
sudah terletak di 'dasar' tumpukan header MPLS itu.
F.
Arsitektur
MPLS
MPLS,
multi-protocol label switching, adalah arsitektur network yang didefinisikan
oleh IETF untuk memadukan mekanisme label swapping di layer 2 dengan routing di
layer 3 untuk mempercepat pengiriman paket. Network MPLS terdiri atas sirkit
yang disebut label-switched path (LSP), yang menghubungkan titik-titik
yang disebut label-switched router (LSR).
Setiap LSP
dikaitkan dengan sebuah forwarding equivalence class (FEC), yang
merupakan kumpulan paket yang menerima perlakukan forwarding yang sama di
sebuah LSR. FEC diidentifikasikan dengan pemasangan label.
Untuk
membentuk LSP, diperlukan suatu protokol persinyalan. Protokol ini menentukan forwarding
berdasarkan label pada paket. Label yang pendek dan berukuran tetap mempercepat
proses forwarding dan mempertinggi fleksibilitas pemilihan path.
Hasilnya adalah network datagram yang bersifat lebih connection-oriented.
G. Cara Kerja MPLS dari
arsitektur
Gambar 1.3 Arsitektur jaringan MPLS
- Penggolongan dan pemberian label pada packet. Setelah itu packets akan menuju provider (P). Dari provider, packet akan diteruskan ke inti.
- Pada inti, packet diteruskan berdasarkan label bukan berdasarkan pada IP address. Label ini menunjukkan penggolongan class (A, B, C, D) dan tujuannya.
- Menghilangkan label dan meneruskan packet pada sisi penerima.
H.
Struktur
Jaringan MPLS
Struktur
jaringan MPLS terdiri dari edge Label Switching Routers atau edge LSRs yang mengelilingi sebuah core Label Switching
Routers (LSRs). Adapun elemen-elemen dasar penyusun jaringan MPLS ialah :
- Edge Label Switching Routers (ELSR)
Edge Label
Switching Routers
ini terletak pada perbatasan jaringan MPLS, dan berfungsi untuk mengaplikasikan
label ke dalam paket-paket yang masuk ke dalam jaringan MPLS. Sebuah MPLS Edge
Router akan menganalisa header IP dan akan menentukan label yang tepat
untuk dienkapsulasi ke dalam paket tersebut ketika sebuah paket IP masuk ke
dalam jaringan MPLS. Dan ketika paket yang berlabel meninggalkan jaringan MPLS,
maka Edge Router yang lain akan menghilangkan label tersebut.
Label Switches. Perangkat Label Switches ini berfungsi untuk menswitch paket-paket ataupun sel-sel yang telah dilabeli berdasarkan label tersebut. Label Switches ini juga mendukung Layer 3 routing ataupun Layer 2 switching untuk ditambahkan dalam label switching. Operasi dalam label switches memiliki persamaan dengan teknik switching yang biasa dikerjakan dalam ATM.
Label Switches. Perangkat Label Switches ini berfungsi untuk menswitch paket-paket ataupun sel-sel yang telah dilabeli berdasarkan label tersebut. Label Switches ini juga mendukung Layer 3 routing ataupun Layer 2 switching untuk ditambahkan dalam label switching. Operasi dalam label switches memiliki persamaan dengan teknik switching yang biasa dikerjakan dalam ATM.
- Label Distribution Protocol (LDP)
Label
Distribution Protocol (LDP)
merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk menginformasikan ikatan label
yang telah dibuat dari satu LSR ke LSR lainnya dalam satu jaringan MPLS.
Dalam arsitektur jaringan MPLS,
sebuah LSR yang merupakan tujuan atau hop selanjutnya akan mengirimkan
informasi tentang ikatan sebuah label ke LSR yang sebelumnya mengirimkan pesan
untuk mengikat label tersebut bagi rute paketnya. Teknik ini biasa disebut
distribusi label downstream on demand.
Jaringan baru ini memiliki beberapa keuntungan diantaranya :
1. MPLS mengurangi banyaknya proses
pengolahan yang terjadi di IP routers, serta memperbaiki kinerja
pengiriman suatu paket data.
2. MPLS juga bisa menyediakan Quality
of Service (QoS) dalam jaringan backbone, dan menghitung parameter QoS
menggunakan teknik Differentiated services (Diffserv) sehingga setiap
layanan paket yang dikirimkan akan mendapat perlakuan yang berbeda sesuai
dengan skala prioritasnya.
I.
Contoh
Penggunaan MPLS Pada Jaringan
MPLS biasa
digunakan pada jaringan. Berikut ini merupakan contoh penggunaan MPLS pada
jaringan yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 1.4 Penggunaan MPLS pada
jaringan
Misalnya
kita akan menghubungkan antara jaringan di Lokasi A dengan jaringandi Lokasi C
maka kita dapat melakukannya dengan beberapa cara misalnya melalui jalur
routing protocol ataupun melalui jalur MPLS.
- Dengan Jalur Routing Protocol
Jalur dari Lokasi A akan menuju ke
R10 (Router 10) lalu menuju ke R1 (Router 1) selanjutnya ke R2 (Router 2) atau
ke R4 (Router 4) kemudian jalurnya menuju ke R3 (Router 3) setelah itu ke R7
(Router 7) dan akhirnya langsung ke Lokasi C. Routing Protocol yang bisa
digunakan antara lain yaitu OSPF, BGP dan RIP. Jalur internet yang
menghubungkan antara Lokasi A dengan Lokasi C apabila menggunakan routing
protocol akan memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan jalur MPLS
karena dengan routing protocol jalur yang dilewati lebih banyak.
- Dengan VPN MPLS
VPN sama halnya dengan jalur MPLS,
bedanya hanya data yang dikirim di enkripsi untuk menjaga keprivasian datanya.
Selain itu dengan VPN MPLS dapat lebih singkat jalurnya hanya dengan
menghubungkan Router di Lokasi A dengan Lokasi C.
J.
Proses
Pada MPLS
Untuk mengetahui proses switching
yang terjadi pada MPLS dapat diketahui dengan gambar berikut,
- Prinsip kerja MPLS ialah menggabungkan kecepatan switching pada layer 2 dengan kemampuan routing dan skalabilitas pada layer 3.
- Cara kerjanya adalah dengan menyelipkan label di antara header layer 2 dan 3 pada paket yang diteruskan.
- Label dihasilkan oleh Label-Switching Router dimana bertindak sebagai penghubung jaringan MPLS dengan jaringan luar.
- Label berisi informasi tujuan node selanjutnya kemana paket harus dikirim, kemudian paket diteruskan ke node berikutnya, di node ini label paket akan dilepas dan diberi label yang baru yang berisi tujuan berikutnya.
- Paket-paket diteruskan dalam path yang disebut LSP (Label Switching Path).
Standarisasi Protokol MPLS
Ada dua standardisasi protokol untuk memanage alur MPLS
yaitu :
- CR-LDP (Constraint-based Routing Label Distribution Protocol)
- RSVP-TE, suatu perluasan protocol RSVP untuk traffic rancang-bangun.
- Suatu header MPLS tidak mengidentifikasi jenis data yang dibawa pada alur MPLS.
- Jika header membawa 2 tipe jalur yang berbeda diantara 2 router yang sama, dengan treatment yang berbeda dari masing – masing jenis core router, maka header MPLS harus menetapkan jalurnya untuk masing – masing jenis traffic.
MPLS Over ATM
MPLS over
ATM adalah alternatif untuk menyediakan interface IP/MPLS dan ATM dalam suatu
jaringan. Alternatif ini lebih baik daripada IP over ATM, karena menciptakan
semacam IP over ATM yang tidak lagi saling acuh. Alternatif ini juga lebih baik
daripada MPLS tunggal, karena mampu untuk mendukung trafik non IP jika
dibutuhkan oleh customer. Gambar di bawah ini:
Gambar 1.6 MPLS over ATM
- Seperti paket IP, paket MPLS akan dienkapsulasikan ke dalam AAL 5, kemudian dikonversikan menjadi sel – sel ATM.
- Kelemahan sistem MPLS over ATM ini adalah bahwa keuntungan MPLS akan berkurang, karena banyak kelebihannya yang akan overlap dengan keuntungan ATM. Alternatif ini sangat tidak cost-effective.
Hibrida MPLS-ATM
Hibrida
MPLS-ATM adalah sebuah network yang sepenuhnya memadukan jaringan MPLS di atas
core network ATM. MPLS dalam hal ini berfungsi untuk mengintegrasikan
fungsionalitas IP dan ATM, bukan memisahkannya. Tujuannya adalah menyediakan
network yang dapat menangani trafik IP dan non-IP sama baiknya,dengan efisien sitinggi.
Network terdiri atas LSR-ATM. Trafik ATM diolah sebagai trafik ATM. Trafik IP diolah sebagai trafik ATM-MPLS, yang akan menggunakan VPI and VCI sebagai label. Format sel ATM-MPLS digambarkan pada gambar berikut:
Network terdiri atas LSR-ATM. Trafik ATM diolah sebagai trafik ATM. Trafik IP diolah sebagai trafik ATM-MPLS, yang akan menggunakan VPI and VCI sebagai label. Format sel ATM-MPLS digambarkan pada gambar berikut:
Gambar
1.7 Hibrida MPLS ATM
Integrasi
switch ATM dan LSR diharapkan mampu menggabungkan kecepatan switch ATM dengan
kemampuan multi layanan dati MPLS. Biaya bagi pembangunan dan pemeliharaan
network masih cukup optimal, mendekati biaya bagi network ATM atau network
MPLS.
GMPLS
GMPLS
(Generalized MPLS) adalah konsep konvergensi vertikal dalam teknologi
transport, yang tetap berbasis pada penggunaan label seperti MPLS. Setelah MPLS
dikembangkan untuk memperbaiki jaringan IP, konsep label digunakan untuk
jaringan optik berbasis DWDM, dimana panjang gelombang (λ) digunakan sebagai
label. Standar yang digunakan disebut MPλS. Namun, mempertimbangkan bahwa
sebagian besar jaringan optik masih memakai SDH, bukan hanya DWDM, maka MPλS
diperluas untuk meliputi juga TDM, ADM dari SDH, OXC. Konsep yang luas ini lah
yang dinamai GMPLS. GMPLS
merupakan konvergensi vertikal, karena ia menggunakan metode label switching
dalam layer 0 hingga 3. Tujuannya untuk menyediakan network yang secara
keseluruhan mampu menangani bandwidth besar dengan QoS yang konsisten serta
pengendalian penuh dan
terintegrasi diharapkan
GMPLS akan menggantikan teknologi SDH dan ATM klasik, yang hingga saat ini
masih menjadi layer yang paling mahal dalam pembangunan network. Proses
enkapsulasi pada GMPLS seperti gambar
berikut.
Gambar 1.8
Proses enkapsulasi pada GMPLS
Implementasi MPLS
MPLS
bersifat alami bagi dunia IP. Traffic engineering pada MPLS memperhitungkan
sepenuhnya karakter traffic IP yang melewatinya. Keuntungan lain adalah tidak
diperlukannya kerumitan teknis, seperti enkapsulasi ke dalam AAL dan
pembentukan sel-sel ATM yang masing-masing menambah delay, menambah header, dan
memperbesar kebutuhan bandwidth. MPLS tidak memperlukan hal-hal itu.
Persoalan
besar dengan MPLS adalah bahwa hingga saat ini belum terbentuk dukungan untuk
traffic non IP. Skema-skema L2 over MPLS (termasuk Ethernet over MPLS, ATM over
MPLS, dan FR over MPLS) sedang dalam riset yang progressif, tetapi belum masuk
ke tahap pengembangan secara komersial. Yang cukup menjadikan harapan adalah
banyaknya alternatif konversi berbagai jenis traffic ke dalam IP, sehingga
traffic jenis itu dapat pula diangkut melalui jaringan MPLS.
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
MPLS merupakan teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone
(jaringan utama) berkecepatan tinggi yang menggabungkan beberapa kelebihan dari
sistem komunikasi circuit-switched dan packet-switched yang melahirkan
teknologi yang lebih baik dari keduanya. Juga dapat dikatakan MPLS adalah
arsitektur network yang didefinisikan oleh IETF untuk memadukan mekanisme label
swapping di layer 2 dengan routing di layer 3 untuk mempercepat pengiriman
paket. Tidak seperti ATM yang memecah paket-paket IP, MPLS hanya melakukan
enkapsulasi paket IP, dengan memasang header MPLS. Jaringan MPLS terdiri atas
sirkit yang disebut label-switched path (LSP), yang menghubungkan titik-titik
yang disebut label-switched router (LSR). Untuk membentuk LSP, diperlukan suatu protocol persinyalan.
Protokol
ini menentukan forwarding berdasarkan label pada paket. Label yang pendek dan
berukuran tetap mempercepat proses forwarding dan mempertinggi fleksibilitas
pemilihan path. Hasilnya adalah network datagram yang bersifat lebih
connection-oriented. Dalam MPLS terdapat dua standarisasi, yaitu CR-LDP
(Constraint-based Routing Label Distribution Protocol) dan RSVP-TE, suatu
perluasan protocol RSVP untuk traffic rancangbangun.
B. Saran
Apabila
kita ingin transfer data dalam jaringan berlangsung dengan cepat dan aman, maka
MPLS sangat bagus diterapkan dalam jaringan. Karena dengan MPLS proses transfer
data memadukan mekanisme label swapping di layer 2 dengan routing
di layer 3. Selain itu, security dalam MPLS juga sangat bagus, karena
pada MPLS ada proses enkripsi data yang
mengindikasikan bahwa transfer data bisa berlangsung dengan aman dari gangguan
seperti unauthorized network access.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Dindha Dewannanta (2007). Mendesain Jaringan
dengan Multi Protocol Label Switching (MPLS). Diakses tanggal 02 April 2016.
2.
Kuncoro Wastuwibowo (2003). Pengantar MPLS.
Diakses tanggal 08 April 2016.
3.
Desi Nilawati (2003). Multi Protocol Label
Switching (MPLS). Diakses tanggal 08 April 2016.
4.
Wikipedia (2014). MultiProtocol
Label Switching (MPLS). Diakses tanggal 08 April 2016.
5.
Ayat
Harian (2015). Pengertian MLPS. Diakses tanggal 08 april 2016.
0 Response to "MAKALAH MPLS"
Post a Comment